Hai! Welcome to my page! Kenalin, gue Indah. Umur gue 16 tahun. Gue suka sama dunia tulis-menulis. Eh, bukan suka lagi deh, udah cinta, pake banget malah. Kadang gue nulis sesuatu yang puitis, dramatis, dan melankolis abis. Kadang juga, gue nulis dengan gaya komedi khas gue. Apa pun itu, i love writing. Follow gue ditwitter @indahgy

Thursday, March 1, 2012

Perpisahan itu


 “aku masih merasakan udara yang sama, masih berdiam ditempat yang sama. Tapi yang kurasakan tak lagi sama, kesunyian ini bernama tanpamu”

Sebenarnya aku tidak ingin semuanya berakhir. Saat semua terancang dengan hebat dan sempurna, saat perhatian-perhatian kecil itu menjelma menjadi candu rindu yang menancapkan gatar-getar bahagia. Tapi, bukankah prediksi manusia selalu terbatas? Aku tidak bisa terus menahan dan mengubah sesuatu yang mungkin memang harus terjadi. Perpisahan itu harus terjadi untuk pertemuan awal yang pasti akan memunculkan perasaan bahagia itu lagi.
Tidak dipungkiri dan aku tak harus menyangkal diri, bahwa selama waktu rentan tanpamu, aku merasa ada sesuatu yang hilang ketika pagi, kamu menyapaku dengan lembutnya. Ketika siang kamu sekedar mengingatkan untuk tidak terlambat makan. Saat sore, kamu menyapaku lagi, bercerita tentang hari-harimu, lelahmu dan bahagiamu pada hari itu. Saat malam, kamu menjerat pikiranku untuk berfokus pada suaramu yang mengalun lembut melalui lempengan-lempengan dingin handphoneku. Dan aku, rindu. Rindu semua hal yang biasa kita lalui hingga terasa waktu terlalu cepat berlalu saat kita melaluinya bersama.
Dan, akhirnya perpisahan itu tiba. Sesuatu yang selalu kita benci kedatangannya, tapi harus selalu kita lewati tanpa kita tahu kapan itu akan terjadi. Dengan segala ketidaksiapan yang menggerogotiku, aku tetap harus melepaskanmu.  Kau temukan jalanmu, aku temukan jalanku. Kita bahagia dalam jalan kita masing-masing. Kamu berpegang pada prinsipmu, aku berpegang pada perasaanku. Kita berbeda dan memang tak harus berjalan beriringan. Semua berjalan dengan cepat sapa manjamu, tawa renyahmu, cerita lugumu, dan segala hal yang membuat otakku penuh karenamu. Dan, aku harus membuang dan mengapus itu semua dari memori otakku agar kamu tak lagi mengendap-endap masuk kedalam hatiku, lalu membuat kenangan itu menjadi realita. Mari mengikhlaskan, setelah ini akan ada pertemuan yang lebih menggetarkan hatimu dan hatiku, akan ada seseorang yang masuk ke dalam hidupmu dan hidupku dia akan menjadi alasan terbesar saat doa terucap lalu aku dna kamu menyisipkan namanya. Selamat menemukan jalanmu.
Percayalah bahwa perpisahan ini untuk membaikan hidupmu dan hidupku,  bahwa setelah perpisahan ini akan ada perasaan bahagia bertubi-tubi yang mengecupmu dengan seringnya. Percayalah bahwa perpisahan kita tidak sia-sia. Aku banyak belajar darimu dan aku berharap kau juga mengambil pelajaran dari pertemuan singkat ini. Semua butuh proses dan waktu saat kamu harus kehilangan sesuatu yang biasa kau rasakan. Baik-baik ya 

No comments:

Post a Comment