Satu, saat udara tergerak bulir-bulir hujan, menghembuskan dirinya
melewati sela jari dan telingamu. Sontak membuat bulu kudukmu berdiri.
Di sana aku ada, menghangatkan.
Lagi, ketika kamu terlelap dalam malam penuh mimpi, entah tentangku
atau bukan. Saat gerakan tubuhmu tak sengaja menjauhkan selimut. Namun
aku dekat.
Lagi, waktu pertama kamu membuka mata, menghadap ke jendela,
menyadari betapa aku tak begitu nyata. Embun pagi hampir ditonggakkan
daunnya, pertanda hari segera datang. Aku di sana, menyejukkan.
Lagi, saat kamu pertama melangkahkan kakimu ke dalam rumah di ujung
hari yang lelah. Tergeletak di sofa, tertidur bahkan belum sempat
melepaskan sepasang kaos kaki merah jambu kesayanganmu. Aku di sana
membuat nyaman.
Selalu, ketika air matamu jatuh untuk kesekian kalinya, entah untukku
atau bukan. Aku melingkari pundakmu. Semuanya hanya untuk hal
sesederhana senyummu. Aku selalu ada, menenangkan.